Dari berbagai prestasi akademis dan jabatan yang pernah diraihnya selama ini, kini bapak tiga orang anak ini meraih prestasi puncak sebagai Rektor Universitas Widya Kartika. Dia adalah Dr Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si yang lebih akrab dipanggil Murphy. Sejak2013 lalu, dia dipilih menjadi rektor Universitas Widya Kartika, Surabaya. ” Saya baru menjadi rektor disini sejak 2013 lalu,”kata Murphy saat ditemui PRO-M di ruang kerjanya, Jumat (25/11). Menjadi rektor sebuah perguruan tinggi mempunyai kebanggaan tersendiri, karena di sinilah para kaum muda ditempah dan dididik untuk menjadi seorang sarjana dan ilmuwan. Namun tidak semua orang bisa meraih prestasi puncak tersebut karena mungkin keterbatasan dalam memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Diakui Murphy, menjadi rektor di Universitas Widya Kartika sebenarnya bukan impian dan cita-citanya. “Saya tidak pernah bermimpi dan membayangkan bisa menjadi rektor di universitas ini,” ujarnya merendah. Pada suatu saat di April 2013, universitas ini melelang jabatan rektor karena masa jabatan rektor Gembong Baskoro telah berakhir. Begitu mendapat informasi tersebut, bapak tiga anak ini, coba-coba ikut mendaftar seperti tiga calon lainnya. Calon tersebut adalah Gembong Baskoro, (saat itu menjadi rektor), Prof Budiono (STIESIA) Surabaya, Dr. Erna (dosen Widya Kartika) dan Murphy sendiri. Tidak lama kemudian ternyata dia dipanggil juga untuk mengikuti fit and proper test. Testnya terbuka dilakukan di depan civitas academica, badan eksekutif mahasiswa (BEM), BLM, senat mahasiswa dan para dosen dan karyawan. Dalam tes tersebut, Murphy harus menyampaikan visi dan misinya. Setelah itu, dia harus memberikan paparan juga di depan pengurus yayasan. Kegiatan seleksinya tidak hanya berhenti di situ. Pihak panitia seleksi secara diam-diam dan rahasia melacak identitas dan kepribadian Murphy ke pendeta Joko Sugiarto di Gereja GKI Manyar karena dia anggota jemaat di Gereja tersebut. Pelacakan identitas Murphy ternyata tidak hanya berhenti di situ, pihak panitia seleksi juga mencari informasi ke Rektor Universitas Dr. Soetomo, Surabaya, Bapak Ulul Albab dan ketua Kopertis Wilayah VII karena dia memang dosen kopertis yang diperbantukan di Universitas tersebut. Setelah dilakukan seleksi terhadap keempat calon tersebut, akhirnya pihak yayasan memilih Murphy karena dosen yang sudah malang melintang di dunia pendidikan itu, dinilai sebagai calon the best atau number one dari keempat calon tersebut. Tidak lama setelah seleksi tersebut, Murphy langsung ditelepon pihak yayasan bahwa dia terpilih menjadi rektor Universitas Widya Kartika. Dia dinyatakan lulus tes dan mengalahkan tiga calon lainnya. “Pemberitahuan itu datang pada suatu malam ketika saya sedang memberikan pidato di atas panggung untuk pencalonan sebagai ketua umum DPP Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (Akrindo-red). Saat itu juga saya memberitahu tentang pengangkatan saya sebagai rektor dan langsung mengundurkan diri dari proses pencalonan ketua Akrindo,” jelas Murphy. Setelah itu dia harus menghadap yayasan dan melengkapi seluruh persyaratan yang diperlukan sebagai rektor dan dilantik pada Mei 20.
Masuk Daftar 100 Tokoh Karo
Jabatan rektor tersebut ternyata telah membuat Tania Depari, penulis buku Seratus Tokoh Karo Yang Jadi Inspiratif, terpincut untuk memasukkan nama Murphy juga dalam buku yang terkenal di warga Tanah Karo tersebut. Dalam buku yang cukup tebal itu pun, nama Murphy lengkap dengan fotonya terpampang di sana dan dibaca oleh seluruh orang asal Tanah Karo yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia. “Yang masuk dalam buku ini adalah orang-orang asal Tanah Karo yang berprestasi dan tersebar di seluruh Indonesia dan dunia,” ujar Murphy sambil memperlihatkan namanya dalam buku bersampul warna gelap tersebut. Pria berkacamata ini memang berasal dari keluarga tentara yang selalu dituntun untuk disiplin dalam menjalani hidup ini. Berkat disiplin dan keberanian hidup yang tumbuh di tengah keluarganya, membuat Murphy kecil berani merantau ke Bandung selepas pendidikannya di SD Jaya Pancurbatu pada 1970 dan SMPN 1 Kaban Jahe pada 1973. Di Bandung dia mengikuti pendidikan di SMA Kristen Bina Bhakti Bandung namun dilanjutkan pendidikannya di SMA Negeri Bandung 1977. Dari Jawa Barat, Murphy yang selalu mengenakan hem lengan panjang itu terbang jauh ke Papua untuk mengikuti pendidikan tinggi di Universitas Cenderawasih, Jayapura dan masuk Fakultas Ekonomi, jurusan manajemen. Setelah menggenggam gelar sarjana ekonomi, Murphy, bertekad kembali ke Jawa dan mengadu nasib di kota buaya, Surabaya. Dia berhasil menjadi dosen dengan status pegawai negeri sipil (PNS) dan diangkat menjadi dosen Kopertis Wilayah VII Jawa Timur. Dia pun meneruskan pendidikan Magister (S2) di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga dan berhasil meraih gelar magister. Belum puas dengan gelar S2 tersebut, Murphy kembali melanjutkan pendidikan ke program S3 di Universitas Airlangga. Dan berhasil maraih gelar doktor di bidang ekonomi dan berhasil meraih prestasi gemilang dengan predikat cumlaude saat mempertahankan disertasinya di depan dewan penguji. Dengan tiga gelar sarjana yang diraihnya itu, membuat banyak perguruan tinggi meliriknya untuk menjadi dosen luar biasa di perguruan tinggi mereka. Satu per satu perguruan tinggi dijadikannya sebagai lahan pengabdian ilmunya kepada para mahasiswa.
Sederetan perguruan tinggi yang pernah dia masuki antara lain: Universitas Airlangga, Universitas Katolik Darma Cendika, Universitas Dr. Soetomo Surabaya dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putera. Dia juga dipercayakan menjadi ketua forum Dosen Kopertis Wilayah VII Jawa Timur, Selain menjadi dosen, Murphy juga aktif dalam berbagai lembaga sosial masyarakat, organisasi sosial dan bidang ekonomi serta memegang jabatan penting lainnya. Murphy tercatat sebagai orang yang sangat peduli terhadap pertumbuhan dan perkembangan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) khususnya di jawa Timur. Berbagai jabatan di bidang koperasi ini pernah dijabatnya. Dalam menjalani hidup dan karirnya, Murphy selalu berpegang pada motto hidupnya yakni: ” Pada saya tiada semua jawaban. Dengan saya terbuka, semua kemungkinan together achieve more.” Everyone. Sementara motto kerjanya adalah “Berbuat baiklah kamu kepada semua orang, seperti kamu sedang menjalankan ibadahmu yang suci.”
Rektor Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si di ruang kerjanya.
Kedekatan Rektor dengan mahasiswanya.
Foto kreasi Natal Rektor dengan keluarga tercinta.
Disadur dari PRO-M (Profile Magazine),edisi ke 037
oleh Yosef Sintar.